Nas
Bacaan : Mazmur 139 : 1-14.
Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus
Kristus !!!
Hari ini kita berkumpul bersama untuk mengadakan ibadah
pengucapan syukur berkenaan dengan 3 peristiwa besar masing-masing ; Bertumbuhnya
benih dalam rahim Anya, bertambah
setahun usia bagi ibu Tie dan hadirnya anggota keluarga baru dengan lahirnya
anak dari Lion, cucu kedua dari Bapa Jop dan Ibu Tie. Saya mengamati seluruh
keluarga berada dalam suasana sukacita.
Hari-hari sebelumnya juga kita terlibat dalam suasana yang
sama untuk mengucap syukur, dan mungkin besok dan seterusnya kita juga akan
terlibat dalam pengucap syukur. Maksudnya adalah dari waktu ke waktu sebagai
umat beriman kita selalu dilibatkan dan terlibat dalam pengucapan syukur. Ada
syukur Hari Ulang tahun kelahiran, ada syukur ulang tahun perkawinan, ada
syukur karena anak naik kelas, anak lulus ujian, syukur karena naik pangkat dan
golongan, syukur karena masuk rumah baru, Syukur karena usaha berhasil, syukur
karena sembuh dari sakit, tetapi juga
kita terlibat dalam syukur atas meninggalnya orang-orang yang kita kasihi.
Pertanyaan sederhana yang patut dikedepankan adalah mengapa
kita bersyukur ??? Dan patutkah kita
bersyukur ???
Pertanyaan ini menurut saya penting sekali di kedepankan
dengan maksud untuk melakukan evaluasi dan refleksi tentang apa makna
pengucapan syukur yang sesungguhnya. Hal ini penting oleh karena banyak orang
yang sudah menghubungkan pengucapan syukur itu dengan pestaria, dengan makan
enak, dengan minum sampai mabuk, dan mengabaikan makna sesungguhnya dari
pengucapan syukur.
Alkitab bicara sangat banyak tentang mengapa Israel mengucap
syukur. Ketika panen berhasil umat mengucap syukur, ketika usaha peternakan
berhasil umat mengucap syukur, ketika umat terbebas dari tekanan dan
penderitaan mereka mengucap syukur. Ketika umat terlepas dari jaring maut
mereka mengucap syukur. Disini mengucap syukur adalah sebuah refleksi
iman umat, kepada Allah bahwa segala sesuatu yang mereka peroleh, segala
sesuatu yang mereka alami adalah karena karya Allah yang dahsyat.
Refleksi iman ini sekaligus merupakan pengakuan iman
umat bahwa ; Allah Israel yang mereka imani, yang mereka yakini adalah Allah yang
hebat dan perkasa yang mampu melakukan segala perkara.
Dan pada pihak yang lain, mereka adalah orang-orang yang
tidak mampu dan tidak berdaya dihadapan Allah dan karena itu hidup mereka sepenuhnya
tergantung kepada Allah.
Kenyataan ini mendorong setiap orang yang mengucap syukur
untuk melihat momentum pengucapan syukur sebagai upaya sadar untuk
memasrahkan hidup kita pada Tuhan.
Dan karena itu ketika kita terlibat disaat ini untuk
bersama-sama bersyukur atas perbuatan Tuhan bagi keluarga disini itu pertanda bahwa kita senua tengah memasrahkan
hidup kita pada Tuhan.
Dalam memaknai pengucapan syukur sebagai sikap memasrahkan
diri kepda Tuhan itu Raja Daud menghadapkan melalui teks bacaan kita tadi tiga
hal penting untuk direnungkan ;
Pertama ; Dalam ayat 1 sampai dengan 6 Raja Daud yang bertutur,
bahwa Tuhan Allah yang diimani dan diyakininya adalah Allah yang Maha Tahu.
Ini adalah sebuah Pengakuan Iman Daud yang didasarkan atas pengalaman hidupnya
sehari-hari.
Menurut Daud Allah mengetahui dengan sangat jelas, bukan
samar-samar segala sesuatu yang dilakukan oleh Pemazmur. Entah dia duduk atau
berdiri, berjalan atau berbaring. Apapun yang dilakukan pemazmur Tuhan tahu.
Bukan Cuma apa yang dilakukan pemazmur yang Tuhan tahu, tetapi apa yang ada
dalam pikiran pemazmur juga Tuhan tahu. Tuhan mengenal pikiran manusia. Tuhan
mengenal hati manusia.
Saudara-saudara…..
Manusia memang tahu banyak hal. Kita bersekolah tinggi
sampai tahu banyak hal. Ada yang mengambil jurusan ekonomi dan karena itu tahu
banyak hal tentang soal-soal ekonomi. Ada yang mengambil jurusan hokum dan karena
itu tahu banyak hal tentang hokum. Ada yang mengambil jurusan teologi sehingga
tahu banyak hal yang berkaitan dengan soal-soal teologi dstnya. Artinya manusia tahu banyak, tetapi
tidak Maha Tahu seperti Allah.
Kita mungkin menguasai computer, tetapi saat ini kita tidak
tahu saudara kita yang ada disana itu sudah makan atau belum. Ini bedanya kita
dengan Tuhan. Tuhan tahu segalanya.
Tuhan tahu apa yang menjadi keinginan Bapa Jop dan Ibu Tie
dalam meramu hari-hari hidupnya. Tuhan tahu apa yang menjadi keluhan dan
rintihan Bapa Jop dan Ibu Tie. Tuhan tahu apa yang sementara dirancang untuk
dilakukan oleh Bapa Jop dan Ibu Tie. Apa yang diharapkan Ibu Tie dari
bertambahnya usia yang dialami saat ini juga Tuhan tahu.
Tuhan juga tahu keinginan untuk memperoleh bayi dari Jefry
dan Anya. Tuhan juga tahu ada kekecewaan dari Jefry dan Anya, ketika momongan
yang diharapkan itu tertunda-tunda. Tuhan juga tahu bagaimana perasaan sukacita
yang saat ini dialami oleh kedua saudara, ketika kandungan Anya mencapai usia
ke tujuh.
Tuhan juga tahu bagaimana perasaan Lion dan istrinya ketika
memperoleh bayi, dan Bapa Jop serta Ibu Tie yang memperoleh cucu kedua.
Apa yang mau dihadapkan firman ini kepada kita terutama
keluarga ini ??? Bahwa karena Tuhan tahu maka Ia selalu tahu untuk memberikan segala
sesuatu tepat pada waktunya.
Kita manusia kadang-kadang kurang sabar. Kita kadang-kadang
kurang tekun, dan kadang-kadang pula tidak sepenuhnya mengandalkan Tuhan.
Karena itu yang harus kita lakukan disaat-saat seperti ini adalah mengandalkan
Tuhan dalam seluruh proses hidup kita dan jangan yang lain.
Pertanyaan berikut yang patut kita renungkan adalah ; Kalau
Tuhan Maha Tahu, mengapa kita harus meminta, bukankah Tuhan tahu apa yang
menjadi keinginan kita. Jawabnya adalah ketika kita meminta, kita menyelaraskan
keinginan kita dengan keinginan Tuhan. Sebab bukankah ada banyak
keinginan kita yang tidak selaras dengan keinginan Tuhan ???
Demikian pula kalau Tuhan tahu, mengapa Tuhan membiarkan
kita melakukan hal-hal yang jahat ??? Tuhan memberikan kita kehendak bebas. Tuhan
tidak menjadikan kita seperti robot. Tetapi di dalam kebebasan itu
Tuhan yang Maha Tahu itu ingin agar kita melakukan segala sesuatu sesuai dengan
kehendakNya. Ini penting.
Saudara-saudara,…..
Kedua : Tuhan
yang Ia imani dan Ia yakini adalah Tuhan Yang Maha Ada. Artinya Tuhan ada
dimana-mana. Bahwa karena Ia ada dimana-mana maka Ia tahu segala sesuatu. Dan karena Ia ada dimana-mana maka
manusia tidak bisa melarikan diri dariNya, tidak bisa bersembunyi dariNya. Jangankan diujung langit, dibawah bumi
bahkan di dunia orang matipun Tuhan ada. Di dalam kegelapan yang sangat
pekatpun Tuhan ada. Ada peribahasa Arab bilang begini, “Tuhan melihat semut hitam di malam
pekat, di atas batu hitam”.
Pernyataan ini menegaskan kepada kita bahwa kita tidak bisa
bersembunyi dan menyembunyikan segala perbuatan salah yang kita lakukan
sehari-hari. Mungkin kita bisa menyembunyikan sesuatu dari atasan kita,
istri kita suami kita, anak-anak kita, tapi tidak untuk Tuhan. Karena itu bila
kita hendak melakukan sesuatu, serentak dengan itu kita sadar bahwa Tuhan ada
bersama kita, agar yang kita terbebas dari melakukan sesuatu yang bertentangan
dengan kehendakNya.
Saudara-saudari,…
Ketiga ; Bahwa
Tuhan yang Ia Imani adalah Tuhan yang
menciptakannya.
Sebab Engkau
yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. (ayat 12).
Pernyataan ini menegaskan
tentang ketergantungan pemazmur dan kita semua kepada Allah.
Kita ada karena Tuhan yang menghendakinya. Anak-anak kita
lahir dengan selamat karena Tuhan menghendakinya. Istri kita hamil karena Tuhan
menghendakinya. Buah kandungan adalah sebuah upah, anugerah Tuhan. (Mazmur 127
; 3b).
Kita jadi itu dan ini, karena Tuhan menghendakinya. Tidak
ada istilah kebetulan bagi orang yang percaya pada Tuhan. Segala sesuatu diatur
oleh Tuhan, sesuai dengan kehendakNya. Karena itu bersyukurlah atas segala
sesuatu yang kita alami dalam hidup ini. Mungkin saja ada orang yang mencelakai
dan menciderai kita dan Tuhan merestuinya. Bukan Tuhan jahat dan tidak sayang
kepada kita, tetapi dengan peristiwa itu Tuhan membuat kita semakin kuat
menjalani hidup. Selamat mengucap syukur kepada Tuhan karena Ia mengetahui apa
yang kita rasakan dan apa yang kita harapkan, sebab Ia ada disamping kita,Amin.
23 Mei 2009
Kel. Jop. Nunumete.