Sabtu, 19 Oktober 2013

Refleksi Ibadah Full Gospel Masohi




Nas Bacaan   : Amsal 16 ; 1-7.

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus !!!
Setiap orang pasti mengharapkan adanya Suatu masa depan hidup yang baik. Masa depan yang baik untuk dirinya dan juga keluarganya. Dan kita juga akan sepakat bahwa memiliki masa depan yang baik itu pasti harus diperjuangkan. Persoalannya terletak pada bagaimana cara memperjuangankan masa depan yang baik itu. Disini banyak orang yang tidak sepakat. Katakanlah ada banyak orang yang bersebrangan satu dengan yang lain, dalam menentukan cara, jalan, langkah untuk mencapai masa depan yang baik itu.
Nah, bagaimana Alkitab berbicara tentang cara menempuh masa depan yang baik itu, mari kita belajar dari teks bacaan kita tadi Amsal 16 ; 1 – 7.

Pertama : Setiap orang harus bersedia untuk menyerahkan segala rencananya pada Tuhan, termasuk rencana untuk menggapai masa depan yang baik itu.
Dalam ayat 3 disebutkan ; “ Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu”
Pernyataan ini menegaskan kepada kita bahwa upaya untuk meraih masa depan itu membutuhkan perbuatan. Bekerja keras, berusaha keras. Tidak ada orang sukses yang duduk diam, ongkang-ongkang kaki dan menjadi sukses. Tidak ada masa depan gemilang yang turun begitu saja dari sorga,..tidak ada. Masa depan yang gemilang itu membutuhkan sebuah proses, dimana orang harus mengorbankan waktu, tenaga pikiran untuk meraihnya.
Tetapi usaha itu saja tidak cukup, kerja keras itu saja tidak cukup kalau hanya mengandalkan kekuatan diri, kemampuan diri, kecakapan dan kecerdasan diri sendiri. Tetapi setiap orang harus melibatkan Tuhan dalam proses menggapai masa depan itu. Mulai dari ia merencanakan masa depannya, ia bekerja untuk menggapai masa depannya, sampai ia menikmati hasil dari kerja kerasnya. Sebab bila tidak, ia tidak akan pernah berhasil dalam membangun masa depannya.
Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Yakobus 4 :5, jangan kita berkata hari ini atau besok aku akan berangkat ke kota anu dan disana aku akan tinggal setahun dan berdagang dan seterusnya, sebab kita sendiri tidak tahu apa yang akan terjadi di besok hari. Yang mesti kita ungkapkan adalah ; “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ii dan itu.  Jadi semuanya sangat tergantung dari Kehendak Tuhan.  Karena itu melibatkan Tuhan dalam seluruh proses untuk memperjuangkan masa depan merupakan sebuah keniscayaan.

Saudara-saudaraku,….!!!
Mungkin orang akan bertanya mengapa harus melibatkan Tuhan ???
Penulis menjawabnya begini ; “Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati” (ayat)
Apa artinya ini, bahwa penulis selalu melihat adanya kecenderungan manusia untuk melakukan hal yang salah. Bukan Cuma melakukan hal yang salah, tetapi juga punya arogansi yang tinggi untuk memperjuangkan kesalahan itu menjadi sesuatu yang benar.
Dengan kata lain, ada banyak peluang bagi mereka untuk memutarbalikan sebuah fakta  dengan seluruh kemampuan mereka, ekspresi mereka yang secara kasat mata dapat kita lihat.
Dan akibatnya ia akan tergoda untuk memperjuangkan masa depannya dengan menggunakan cara-cara yang kotor, cara-cara yang tidak benar dan yang akan mencemari hidupnya.
Karena itu kalau kita melibatkan Tuhan, yang menguji hati itu, akan menolong kita, mengingatkan kita dengan kuasa Roh Kudusnya, sehingga kita dapat menyatakan kebenaran dan menjadi orang-orang yang jujur.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus !!!
Hal kedua yang mesti kita ingat dalam upaya membangun masa depan kita adalah ;  Hendaknya tujuan kita untuk membangun masa depan itu, kita selaraskan dengan tujuan Tuhan bagi masa depan kita.
Hal ini penting dihadapkan oleh karena banyak orang menjadi kecewa, banyak orang menjadi flustrasi, banyak orang menjadi putus asa setelah berhadapan dengan kenyataan yang tidak pernah dibayangkan menjadi masa depannya.
Mereka seperti pendaki gunung yang hilang arah dalam pendakiannya dan tidak pernah sampai pada tujuan yang diharapkannya.
Mereka  ingin menjadi itu, dan ini tetapi mereka  tidak bisa mendapatkannya.
Dalam ayat 4 disebutkan begini ; “Tuhan membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, bahkan orang fasik dibuatnya untuk hari malapetaka”
Dari sini kita belajar bahwa tidak selamanya apa yang menjadi tujuan hidup kita sesuai dengan kehendak Tuhan. Sebab mungkin apa yang  kita harapkan menjadi tujuan hidup kita, justru tidak membawa kebaikan, tetapi menjadi malapetaka bagi diri dan keluarga.  Karena itu kita diharapkan menjadi bijksana dalam melihat berbagai situasi yang kita hadapi termasuk kegagalan kita sebagai bagian dari rencana Tuhan yang harus kita hadapi, sambil berusaha menangkapapa maksud Tuhan bagi kita.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus

Hal Ketiga : Setiap orang harus memiliki kerendahan hati
Dalam ayat 5 disebutkan ; “setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi Tuhan, bahkan karena sikap tinggi hati itu ia akan dihukum”.
Pernyataan ini menegaskan kepada kita bahwa sikap tinggi hati adalah sikap yang ditentang oleh Tuhan.  Karena apa ?? Dengan tinggi hati orang akan menganggap orang lain menjadi rendah. Pada hal Alkitab bilang semua manusia dihadapan Tuhan sama. Walaupun berbeda gender, berbeda status social, berbeda status pendidikan, tetapi harkat dan martabatnya sama, sebagai ciptaan Tuhan, yang berdosa dan telah diselamatkan oleh Tuhan. Dengan menganggap orang lain rendah, maka mereka akan menggunakan orang lain sebagai objek untuk mengejar keuntungan bagi dirinya sendiri, objek untuk kepuasan diri.
Kerendahan hati akan mengantar orang untuk menampilkan sikap kasih dan kesetiaan.
Ini tips untuk membangun masa depan yang baik. Tuhan berkati, saudara-saudara supaya sungguh-sungguh menjadi full gospel, agar melalui saudara-saudara Tuhan Yesus dimuliakan,amin.

Masohi, 6 Oktober 2008
Pdt. Jan. Z. Matatula, S.Th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar