Nas Bacaan : Amsal 16 ; 1-7.
Saudara yang dikasihi Tuhan
Yesus Kristus !!!
Setiap orang pasti mengharapkan adanya Suatu masa
depan hidup yang baik. Masa depan yang baik untuk dirinya dan juga keluarganya.
Dan kita juga akan sepakat bahwa memiliki masa depan yang baik itu pasti harus
diperjuangkan. Persoalannya terletak pada bagaimana cara memperjuangankan masa
depan yang baik itu. Disini banyak orang yang tidak sepakat. Katakanlah ada
banyak orang yang bersebrangan satu dengan yang lain, dalam menentukan cara,
jalan, langkah untuk mencapai masa depan yang baik itu.
Nah, bagaimana Alkitab berbicara tentang cara
menempuh masa depan yang baik itu, mari kita belajar dari teks bacaan kita tadi
Amsal 16 ; 1 – 7.
Pertama : Setiap orang harus bersedia untuk
menyerahkan segala rencananya pada Tuhan, termasuk rencana untuk menggapai masa
depan yang baik itu.
Dalam ayat 3 disebutkan ; “ Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala
rencanamu”
Pernyataan ini menegaskan kepada kita bahwa upaya
untuk meraih masa depan itu membutuhkan perbuatan. Bekerja keras, berusaha
keras. Tidak ada orang sukses yang duduk diam, ongkang-ongkang kaki dan menjadi
sukses. Tidak ada masa depan gemilang yang turun begitu saja dari sorga,..tidak
ada. Masa depan yang gemilang itu membutuhkan sebuah proses, dimana orang harus
mengorbankan waktu, tenaga pikiran untuk meraihnya.
Tetapi usaha itu saja tidak cukup, kerja keras itu
saja tidak cukup kalau hanya mengandalkan kekuatan diri, kemampuan diri,
kecakapan dan kecerdasan diri sendiri. Tetapi setiap orang harus melibatkan
Tuhan dalam proses menggapai masa depan itu. Mulai dari ia merencanakan masa
depannya, ia bekerja untuk menggapai masa depannya, sampai ia menikmati hasil
dari kerja kerasnya. Sebab bila tidak, ia tidak akan pernah berhasil dalam
membangun masa depannya.
Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Yakobus
4 :5, jangan kita berkata hari ini atau besok aku akan berangkat ke kota anu
dan disana aku akan tinggal setahun dan berdagang dan seterusnya, sebab kita
sendiri tidak tahu apa yang akan terjadi di besok hari. Yang mesti kita
ungkapkan adalah ; “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ii
dan itu. Jadi semuanya sangat tergantung
dari Kehendak Tuhan. Karena itu
melibatkan Tuhan dalam seluruh proses untuk memperjuangkan masa depan merupakan
sebuah keniscayaan.
Saudara-saudaraku,….!!!
Mungkin orang akan bertanya mengapa harus melibatkan
Tuhan ???
Penulis menjawabnya begini ; “Segala jalan orang adalah bersih
menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati” (ayat)
Apa artinya ini, bahwa penulis selalu melihat adanya
kecenderungan manusia untuk melakukan hal yang salah. Bukan Cuma melakukan hal
yang salah, tetapi juga punya arogansi yang tinggi untuk memperjuangkan
kesalahan itu menjadi sesuatu yang benar.
Dengan kata lain, ada banyak peluang bagi mereka
untuk memutarbalikan sebuah fakta dengan
seluruh kemampuan mereka, ekspresi mereka yang secara kasat mata dapat kita
lihat.
Dan akibatnya ia akan tergoda untuk memperjuangkan
masa depannya dengan menggunakan cara-cara yang kotor, cara-cara yang tidak
benar dan yang akan mencemari hidupnya.
Karena itu kalau kita melibatkan Tuhan, yang menguji
hati itu, akan menolong kita, mengingatkan kita dengan kuasa Roh Kudusnya,
sehingga kita dapat menyatakan kebenaran dan menjadi orang-orang yang jujur.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus !!!
Hal kedua yang mesti kita ingat dalam upaya membangun
masa depan kita adalah ; Hendaknya
tujuan kita untuk membangun masa depan itu, kita selaraskan dengan tujuan Tuhan
bagi masa depan kita.
Hal ini penting dihadapkan oleh karena banyak orang
menjadi kecewa, banyak orang menjadi flustrasi, banyak orang menjadi putus asa
setelah berhadapan dengan kenyataan yang tidak pernah dibayangkan menjadi masa
depannya.
Mereka seperti pendaki gunung yang hilang arah dalam
pendakiannya dan tidak pernah sampai pada tujuan yang diharapkannya.
Mereka ingin
menjadi itu, dan ini tetapi mereka tidak
bisa mendapatkannya.
Dalam ayat 4 disebutkan begini ; “Tuhan
membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, bahkan orang fasik
dibuatnya untuk hari malapetaka”
Dari sini kita belajar bahwa tidak selamanya apa
yang menjadi tujuan hidup kita sesuai dengan kehendak Tuhan. Sebab mungkin apa
yang kita harapkan menjadi tujuan hidup
kita, justru tidak membawa kebaikan, tetapi menjadi malapetaka bagi diri dan
keluarga. Karena itu kita diharapkan
menjadi bijksana dalam melihat berbagai situasi yang kita hadapi termasuk
kegagalan kita sebagai bagian dari rencana Tuhan yang harus kita hadapi, sambil
berusaha menangkapapa maksud Tuhan bagi kita.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus
Hal Ketiga : Setiap orang harus memiliki kerendahan
hati
Dalam ayat 5 disebutkan ; “setiap orang yang tinggi hati
adalah kekejian bagi Tuhan, bahkan karena sikap tinggi hati itu ia akan dihukum”.
Pernyataan ini menegaskan kepada kita bahwa sikap
tinggi hati adalah sikap yang ditentang oleh Tuhan. Karena apa ?? Dengan tinggi hati orang akan
menganggap orang lain menjadi rendah. Pada hal Alkitab bilang semua manusia
dihadapan Tuhan sama. Walaupun berbeda gender, berbeda status social, berbeda
status pendidikan, tetapi harkat dan martabatnya sama, sebagai ciptaan Tuhan,
yang berdosa dan telah diselamatkan oleh Tuhan. Dengan menganggap orang lain
rendah, maka mereka akan menggunakan orang lain sebagai objek untuk mengejar
keuntungan bagi dirinya sendiri, objek untuk kepuasan diri.
Kerendahan hati akan mengantar orang untuk
menampilkan sikap kasih dan kesetiaan.
Ini tips untuk membangun masa depan yang baik. Tuhan
berkati, saudara-saudara supaya sungguh-sungguh menjadi full gospel, agar
melalui saudara-saudara Tuhan Yesus dimuliakan,amin.
Masohi, 6 Oktober 2008
Pdt. Jan. Z. Matatula, S.Th.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar